NOWADAYS

6AE4A893-B183-4215-A915-35769948E163

Foto ini adalah hasil foto saya sendiri yang berlokasi di dalam gerbong MRT (Kamis,21/03/19). Saya mengikuti uji coba MRT dari Stasiun Bundaran HI sampai Stasiun Lebak Bulus, sesekali saya mengambil beberapa foto dan ini salah satunya. Dari foto tersebut terlihat keadaan gerbong cukup padat, namun tidak ada yang orang yang berinteraksi satu sama lain.

Maka dari itu saya sisipkan caption “Life is cruel, but don’t be apathetic. Let’s talk with each other” yang kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia kurang lebih seperti ini “Hidup memang sulit, tapi jangan menjadi apatis. Berbicaralah dengan yang lain”.

Font yang saya gunakan dalam foto ini adalah sans-serif, yaitu jenis huruf yang tidak memiliki kait pada bagian ujung strokes sehingga memberikan kesan sederhana.

Saya juga menggunakan warna monokrom (hitam-putih) dalam foto ini agar lebih mendramatisir karena pesan yang saya sampaikan bernuansa kelam, kelabu, prihatin dan kesedihan.

Itulah penjelasan mengenai foto yang berjudul “nowadays”. Semoga bermanfaat!

Isi KRS Bareng, Budaya Mahasiswa di Universitas Mercu Buana

Mercu Buana, salah satu universitas swasta unggulan yang salah satu kampusnya terletak di daerah Meruya, Jakarta Barat. Sebagai universitas yang unggul, tentu saja sistem pendidikan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dan biasanya kaku.

Sering kali kita jumpai bahwa mahasiswa telah diberikan paketan jadwal kuliah dari kampus atau yang biasa disebut Kartu Rencana Studi (KRS). Padahal di dunia perkuliahan, mahasiswa menuntut kebabasan, salah satunya kebebasan memilih jadwal kuliah. Maka dari itu, banyak mahasiswa yang mengeluh atas paketan KRS yang diberikan dari kampus.

Namun lain halnya dengan Mercu Buana. Mahasiswa dibebaskan untuk memilih jadwal kuliah atau KRS masing-masing sesuai kebutuhannya. Dari mulai memilih mata kuliah, hari, jam, jumlah mahasiswa, bahkan ruang kelas, sangat menyenangkan bukan? Inilah salah satu contoh baik yang seharusnya diterapkan oleh universitas lainnya. Karena mahasiswa tidak terus disuapi oleh jadwal kuliah yang telah dipaketkan dari kampus.

Kebebasan mengisi KRS ini pun melahirkan budaya positif juga tentunya. Setiap menjelang pembukaan kelas, para mahasiswa sudah siap dan berkumpul bersama sambil ditemani camilan. Tak jarang banyak yang menginap disalah satu kediaman teman hanya untuk mengisi KRS bersama. Kegiatan ini sangat menyenangkan dan memberikan kesan tersendiri bagi mahasiswa dan tentunya meningkatkan keakraban satu sama lain.

Terlebih kalau sudah ada yang emosi ketika jaringan internet lambat atau kelas sudah penuh, pasti mahasiswa akan kesal sendiri namun sambil tertawa juga karena ada teman lain yang mencairkan suasana. Tapi tenang saja kalau kelas penuh, pasti akan dibuka lagi gelombang kedua hingga terakhir gelombang ketiga.

Beginilah universitas seharusnya, mengerti kebutuhan mahasiswa dan memberikan yang terbaik. Dengan begitu mahasiswa pun akan dengan senang menjalankan perkuliahannya karena tidak merasa tertekan dengan jadwal kuliah yang dimilikinya.buana